Rabu, 13 Mei 2009

Anda Kepala Sekolah... ?

Bapak dan Ibu Kepala sekolah yang terhormat ...
Dalam tulisan ini Saya akan bertutur kepada anda tentang seluk beluk , menyangkut tentang ke-kepala sekolah-an.
Anda perlu tahu bahwa menjadi Kepala Sekolah bukanlah suatu hadiah dari atasan kita, atau kita ditunjuk oleh masyarakat disekitar kita atau alasan-alasan lain, atau Anda mempunyai alternatif alasan yang Saya sebutkan sebagai berikut :
1. Anda menjadi Kepala Sekolah karena lolos seleksi calon Kepala Sekolah ;
2. Anda mempunyai colega dekat sehingga membuka peluang lebar bagi Anda untuk memperoleh jabatan ini ;
3. Anda mempunyai uang ---maaf--- sehingga mampu membeli jabatan ini ;
4. Anda menjadi Kepala Sekolah karena prestasi Anda sehingga mengehantarkan Anda dalam jabatan ini.
5. …. Anda masih mempunyai banyak alas an disini.
Buat Saya semua itu tidak penting, yang penting bagi saya adalah kita harus memahami bahwa menjadi Kepala Sekolah bukanlah kemauan kita, tetapi ini adalah amanah atau beban yang harus kita pikul dengan berbagai konsekuensinya. Saya yakin Anda adalah sosok-sosk yang sangat berkompeten dalam tugas Anda saat ini—tentunya sebagai kepala sekolah—bukan pada pekerjaan atau profesi yang lain….
Untuk itu maka Saya akan berbagi tips kepada Anda sekalian dalam kapasitasnya sebagai kepala sekolah hal-hal sebagai berikut :
1. Ambillah amanah tersebut sebagai “sampiran” tugas dari tugas utama kita sebagai manusia yaitu “ sebagai khalifah dibumi dalam arti menciptakan keteraturan dan kebaikan dalam segala hal didunia ini “
2. Jangan sekali-kali Anda sebagai kepala sekolah mengatakan “ Saya menjadi kepala sekolah karena kepandaian Saya “… Jika ada yang sudah terlanjur mengatakan demikian maka bertaubatlah Anda.. karena Anda telah menyalahi Standar Operasional Prosedur ( SOP ) sebagai makhluk Allah SWT.
3. Mari kita memperkokoh paradigma kehidupan kita terhadap sampiran tugas atau pekerjaan ini dengan paling tidak meyakinkan pada diri kita bahwa “ Kita akan bermanfaat jika kita telah dapat memberikan kemanfaatan kita kepada lembaga kita ( dalam Hal ini Sekolah Kita )
4. Ingatlah Saudara… bahwa Allah SWT tidak akan pernah melihat dan menilai semata-mata hasil yang telah kita capai selama ini melainkan Allah SWT akan menilai dan mengapresiasi “ perjuangan kita untuk menuju kepada tujuan / keberhasilan kita “
5. Kita harus meyakini bahwa sampiran tugas ini adalah berat oleh karena itu kita harus senantiasa meningkatkan keilmuan kita untuk memperbanyak amal kita bagi sesame guru dan masyarakat.
6. Abaikan berapapun peningkatan penghasilan kita dari seluruh upaya untuk memajukan sekolah kita jika kita ingin sukses menjadi Kepala Sekolah yang benar.
7. Ingatlah Saudaraku… setelah dari sini ( dunia ini ) kita akan diminta untuk mengembalikan amanah ini kepada YANG punya yaitu Allah SWT.
8. Berikut saya akan memberikan ilustrasi kehidupan manusia di dunia, kalau berkenan simaklah saudaraku :
“ Segala apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita secara “ Cuma-Cuma ” ini merupakan anugerah yang hanya diberikan atas berkat rahmat-Nya. Kita mengakui atau tidak terlalu banyak kebaikan-Nya kepada kita sehingga memberikan banyak kemudahan kepada kita dalam menjalankan amanah kita sehari-hari. Secara material Dia memberikan kecukupan melalui kesuksesan yang Ia berikan kepada kita dengan menganugerahkan kemampuan kepada kita untuk mengelola potensi dan seluruh anggota badan yang melekat pada badan kita dengan segala kelebihan dan kesempurnaannya.
Allah memberikan bakat kepada masing-masing kita dengan berbagai macam dinamika dan perbedaannya yang memungkinkan kita untuk saling berinteraksi dengan potensi dan bakat lain sesama manusia untuk saling mengisi kekurangan yang ada pada setiap individu.
Nah… saudaraku kepala sekolah…. Kita mempunyai potensi untuk menjadi kepala sekolah harus kita manfaatkan untuk mewujudkan kekhalifahan atau keteraturan dan keseimbangan di bumi ini. Itulah fitrah kita sebagai kepala sekolah ( manusia ).
Potensi dan bakat kita itu ibarat material bangunan yang disediakan oleh Allah SWT bagi kita untuk mengumpulkannya dan membangunkannya bagi kita sendiri sebuah bangunan yang akan kita tempati di kehidupan setelah sekarang ini ( live after death ). Pertanyaannya sekarang adalah “ Maukah kita membangun dan menempati bangunan reot yang dibangun dengan bahan yang tidak bagus dan dengan kemampuan yang seadanya tanpa ada upaya untuk lebih giat lagi sehingga memunculkan bangunan yang bagus, hebat dan membanggakan bagi siapa saja yang melihatnya ?..
Cukuplah perasaan dan sikap kita yang ada di dunia sekarang ini dan yang kita rasakan sebagai manusia menjadi pelajaran yang baik buat kita.
Kenyataan, kita akan malu jika rumah kita jelek dan kumuh;
Kenyataan, kita akan merasa sangat tidak nyaman jika rumah kita kotor tidak teratur;
Kenyataan, kita akan merasa rendah sekali jika tempat tinggal kita tertinggal dari sekita kita;
Dan masih banyak kenyataan-kenyataan yang lain….
Oleh Karen itu saudaraku….
Jabatan kita marilah kita gunakan sebagai sarana startegis untuk…
1. Mengumpulkan bahan-bahan bangunan yang istimewa buat membangun rumah akhirat kita;
2. Membangun rumah masa depan kita dengan penuh kesiapan dan kekuatan;
3. Memolesnya dengan hiasan hiasan ( amal ) sehingga membuat kenyamanan di dalamnya.
Demikian tulisan Saya ini, mohon maaf jika menyakitkan dan mohon kritik dan sarannya melalui blog ini atau kirimkan e-mail anda ke box surat Saya mafarham@yahoo.co.id atau sditumar@gmail.com
Terima kasih atas tanggapannya. Salam sukses dari Saya ( M. Abbas Fauzan.)

0 komentar: