Jumat, 22 Mei 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN AMPUH DARI AL QUR’AN

STRATEGI PEMBELAJARAN AMPUH DARI AL QUR’AN
( M. Abbas Fauzan, S.Pi )

Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus menguasai strateginya sehingga mampu memberikan support – efek motivasi / semangat belajar - bagi peserta didik. Masih banyak guru yang belum menguasai substansi pembelajaran, atau guru belum menemukan strategi yang tepat agar substansi pelajaran dapat terserap oleh siswa. Atau mungkin masih ada guru yang tidak tahu teknik pembelajaran yang pas dalam bab tertentu.
Bersama tulisan ini Saya akan mencoba menyajikan strategi pembelajaran yang ampuh agar guru mampu menguasai strategi, method, teknik atau bahkan model pembelajaran yang pas yang akan diterapkan. Al qur’an telah memberikan gambaran dan strategi pembelajaran / pendidikan yang ampuh yang pernah mengantarkan umat Islam menuju kejayaannya di berbagai belahan dunia.
Mengutip bahasa Al Qur’an ; yang artinya : “ Maka atas berkat rahmat Allah swt, engkau ( Muhammad ), berlaku lemah lembut, terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah Engkau dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila Engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah swt, sungguh Allah mencintai orang yang bertawakkal.” ( QS. 3 : 159 )

Saudaraku sekalian… mari kita lihat konteks pesan Ilahiyah itu dengan bantuan dari Tafsir Al Qur’an yang dikeluarkan oleh DEPAG RI.
Berkaitan erat dengan resep mengajar yang baik kita mendapatkan tuntunan yang luar biasa sebagai berikut :
a. Keberhasilan sebesar apapun yang kita raih bukanlah atas kerja pribadi atau semata-mata atas usaha kita, melainkan atas berkat rahmat Allah swt , hal ini mengandung makna bahwa mustahil sesuatu terjadi ( pembelajaran kita berhasil ) tanpa kehendak Allah swt.
Kata Kunci : Kita harus yakin terhadap “ kekuasaan Allah swt atas segala sesuatu” sehingga kita tidak terlalu memikirkan hasil pembelajaran kita tetapi lebih terfokus pada PROSES Pengajaran yang prima. Mengapa kok begitu ? ya …. karena Allah swt akan melihat USAHA / KERJA KITA dalam memperjuangkan sesuatu bukan dari pada hasil usaha / kerja kita. Proses pembelajaran meliputi antara lain:
· Persiapan materi pembelajaran
· Penyiapan RPP
· Penyiapan alat peraga pendidikan
· Penyiapan Sarana presentasi prima
· Penyiapan Penilaian
· Penyiapan performa / penampilan
· DLL ……….. wah … masih banyak lagi
b. Jika administrasi pembelajaran sudah kita siapkan sedemikian rupa, tinggallah kita “praktik “ di kelas. Setiap materi harus disajikan secara runtut dan berkesinambungan. Tentu saja harus merangsang otak untuk senantiasa “ mencari, mencari, mencari dan akhirnya menemukan “.Penyajian materi yang baik adalah penyajian yang dapat mengundang siswa PENASARAN untuk segera mengetahuinya. Dengan kata lain kita hanya memberikan rangsang saja, kemudian kita siapkan sarananya dan akhirnya setelah melalui serangkaian proses mereka / siswa-siswa bilang “ OOOO ini tha.. yang dimaksud dengan bakteri ( misal saja ) …!. Demikianlah prinsip dari pendidikan integral yang seharusnya kita laksanakan.
Kata Kunci : setiap penyajian yang lemah lembut akan memunculkan efek saling mencintai dan menyayangi antara guru dan siswa yang dapat menumbuhkan efek saling membutuhkan, atau paling tidak akan memupuk rasa kedekatan antara kedua belah pihak. Akhirnya ketakjuban ( proses dan hasil ) belajar akan muncul dari komunitas seperti ini. Dengan kata lain prilaku lemah lembut dapat menumbuhkan sikap PERCAYA DIRI. Mereka akan bilang : “Ternyata aku bisaaaaaaa!!!!” …………… atau “ Ternyata tidak sulit ya !... atau…” Hebat… tak terduga !!! “ dan masih banyak lagi ungkapan yang pernah Saya dengarkan dari para siswa.
Syaratnya, LEMAH LEMBUT bermakna serangkaian proses yang mengandung hal-hal berikut :
· Terdapat peraturan yang dirumuskan dan disepakati bersama
· Sikap tanggung jawab dan konsekuen
· Saling menghargai dan menghormati
· Pembelajaran yang komunikatif
· Berkarakter Penyelesaian Masalah bukan “Pemecahan” Masalah ( satu jadi banyak masalah )
· Mengedepankan etika
c. Saya percaya tidak semua siswa akan menjadi anak yang SUKSES dalam belajarnya, namun demikian janganlah karakter-karakter Bengal siswa kita menjadikan tujuan penaejaran membelok, dari aslnya ikhlas member menjadi “bertendensi”. Oleh karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka. Disinilah arti yang sebenarnya seorang guru. Kita nasihati mereka dengan penuh kasih sayang… disentuh dengan ungkapan-ungkapan yang jauh lebih bijaksana dari pada hanya sekedar marah kepada mereka, walaupun marah juga tidak dilarang.. tentu saja dalam keadaan tertentu hal tersebut, mungkin masih dapat diperbolehkan. Tetapi hati-hati… itu bukan karakter pendidik lho ya.. jangan sampai melekat kepada “ baju “ kita.
Kata Kunci : Memaafkan dan mendoakan atau memohonkan ampun.
Apa susahnya sih mendoakan anak didik kita agar sukses dalam belajarnya ???... Saya yakin do’a kita akan sangat membantu mereka dalam menemjukan jati diri dalam belajarnya.. dan Allah telah berjanji akan mengabulkan do’a orang yang meminta dengan tulus ikhlas dalam keadaan yang “ bersih “.
d. Sebenarnya seorang guru tidak boleh otoriter lho ya..! termasuk dalam membuat peraturanpun seorang guru tidak boleh ambil menangnya sendiri. Peraturan kelas, proses belajar, kontrak belajar, penetapan hukuman dan lain sebagainya, seharusnya diputuskan bersama siswa. Mungkin keputusan akhirnya akan sedikit memberatkan kita, tetapi perlu kita ingat bahwa RESIKO harus berada pada pihak guru… !!!. jangan pernah membebankan resiko pembelajaran pada siswa kita.
Kata Kunci : bermusyawarahlah Engkau dengan mereka. Jangan sekali-kali kita sebagai - guru - egois, ingin menang sendiri dan resiko di pihak siswa.
e. Akhirnya segala yang telah kita lakukan dengan berbagai upaya yang maksimal maka gilirannya kita serahkan kepada Allah swt, kita kawal upaya pagi hari ini dalam mendorong siswa untuk sukses dengan do’a – do’a dalam ibadah kita. Segala hasilnya terserah pada yang kuasa, kita hanya sekedar menjalankan tugas dalam hidup kita dengan segala kesungguhan tanpa kecuali, baik dalam keadaan yang lapang mapun sempit. Demikian seharusnya sikap dan karakter seorang guru. Bravo Guru….!
Kata Kunci : bertawakkallah kepada Allah swt, tekad dan kesungguhan upaya kita menjadi kunci sukses keberhasilan kita dan taruhan masa depan bagi siswa kita.
Aspek pembangunan akademis dibangun dengan kokoh demikian pula aspek akhlaq atau perilaku juga disentuh dengan demikian bagusnya. Bertawakkal dalam arti pembangunan kejiwaan manusia untuk senantiasa mengakui bahwa segala sesuatu ada yang mengatur yaitu Allah swt. Atau dalam bahasa terkenalnya pembangunan dari aspek keimanan.
Demikian Al-Qur’an telah memberikan cara-cara pembelajaran yang luar biasa dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan dan menumbuhan-kembangkan kecerdasan manusia tanpa meninggalkan satu aspekpun. Tinggal kita bagaimana menerapkan konsep tersebut.

0 komentar: